Ini adalah postingan bersama dengan tema 'rendah hati' yang diadakan oleh OLCI ;) penasaran apa itu OLCI? Bisa klik di sini
Oke! Kita ngomong soal rendah hati.... Aku agak bingung mau bahas tentang apa hahahah~ secara aku sendiri masih belajar dalam area ini :D Dicoba dulu sajalah!
1. Sering kali kita sulit membedakan antara rendah hati dengan rendah diri. Kadang kita (baca: aku) bingung, sejauh mana kita merendahkan hati? Apa sampai kita ga ada harganya? Hmm...rasanya tidak juga. Salah satu yang memberiku pencerahan dalam hal ini adalah kotbah dari Ps. Jeffrey Rachmat. Beliau mengambil ayat dari Bilangan 12: 3 "Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi." Waktu itu Ps. Jeffrey berkomentar bahwa kitab Bilangan ditulis oleh Musa, dan Musa berani menuliskan bahwa dirinya adalah orang yang sangat lembut hatinya. Itu berarti bahwa Musa tahu siapa dirinya. Orang yang rendah hati itu bukan orang yang tidak punya harga diri, tapi adalah orang yang mengerti siapa dia dihadapan Allah :) Contoh berikutnya adalah Yesus. Tuhan Yesus adalah Allah yang menjadi manusia demi menebus dosa manusia. Apakah Beliau tahu kedudukannya sebagai Allah? Ya! Tapi Beliau mau merendahkan diriNya untuk disiksa, dihina sedemikian rupa sampai mati di kayu salib :) Kurasa itu adalah makna kerendahan hati yang sebenarnya :D
Kita merendahkan diri bukan karena kita tidak berharga tapi kita tahu bahwa diri kita berharga dan kita bersedia menyerahkan diri kita untuk hal-hal yang kita anggap berharga. Bingung? Sama hahahah~ Coba kita ambil contoh kasus Tuhan Yesus, apakah Tuhan tahu dirinya berharga? Ya! Tapi Beliau bersedia menukarkan diriNya bagi kita yang Beliau anggap lebih berharga dari hidupNya (Aku mau nangis waktu ngetik ini, Kita yang bukan siapa-siapa, dianggap begitu berharga). Begitu pula dengan hidup kita, kita merendahkan hati kita bukan karena kita tidak layak dihargai. Kita layak dihargai karena darah Kristus yang menebus kita tiada ternilai, tapi Tuhan juga menantang kita untuk menyerahkan hak kita untuk dihargai demi orang lain yang mungkin belum mengenal Dia, yang membutuhkan kasihNya dan untuk orang-orang yang kita kasihi dalam hidup kita :) Biasanya kita ditantang untuk merendahkan diri saat kita meminta maaf, sering kali, kita memutuskan meminta maaf karena kita menganggap sebuah hubungan lebih penting daripada keegoisan kita :)
Begitu aku mendapat pencerahan ini, aku merasa aman dalam Tuhan :) Aku tahu aku berharga tapi seperti Kristus yang menganggap kesetaraanNya dengan Allah sebagai sesuatu yang perlu dipertahankan, aku pun akan belajar mengikuti jejak langkahNya :)
2. Setelah definisi tentang rendah hati, kita masuk ke salah satu contoh kasus yang kualami ketika aku belajar tentang rendah hati. Beberapa cerita menarik dari blogger lain bisa dibaca di sini (untuk Blog Mbak Mega) dan di sini (untuk Blog Mbak Lasma). Satu hal yang pelajari adalah marah. Apa sih yang membuat kita marah? Saat pelayan di restoran tidak melayani kita dengan baik? Saat seseorang tidak memenuhi apa yang menjadi keinginan kita? Seringkali kita marah karena kita menganggap diri kita layak mendapat yang lebih baik daripada orang lain, dengan kata lain, kita sudah jatuh kedalam kesombongan. Contoh, saat orang lain melakukan kesalahan, reaksi pertama kita adalah memarahinya karena dia gagal melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya yang berarti merugikan kita. Tapi aku belajar untuk memiliki sikap merendahkan diri dan menganggap bahwa orang tersebut juga memiliki hak yang sama untuk didengarkan :) aku belajar untuk bertanya lebih dahulu apa yang membuatnya gagal. Walau akhirnya kita tetap memberikan dia wejangan (dengan penuh kasih dan cinta tentu saja hahahahah~) kurasa itu akan membuatnya merasa lebih dihargai :) dan membuat daging kita a.k.a ego tetap dalam kendali :D kalo udah kaya gitu biasanya marah kita lebih bisa dikendalikan dan fokus kepada jalan keluar bukan untuk menghancurkan karakter orang :D heheheh~ Aku masih belajar karena masih sering amarahku yg keluar lebih dulu daripada kerendahan hati. Well...itu..tetap belajar XD hahahah~
Kurasa segitu dulu deh pembahasan soal rendah hati kali ini. Maaf kalo agak kurang nyambung karena itu diambil dari pengalaman pribadi sih hahahah~ Have a nice day!
God bless you :D
ps: sistem tags kayak gini berguna buatku yang kadang bingung mau nulis apa lol~ lanjutkan ya OLCI :3
Read More
Oke! Kita ngomong soal rendah hati.... Aku agak bingung mau bahas tentang apa hahahah~ secara aku sendiri masih belajar dalam area ini :D Dicoba dulu sajalah!
1. Sering kali kita sulit membedakan antara rendah hati dengan rendah diri. Kadang kita (baca: aku) bingung, sejauh mana kita merendahkan hati? Apa sampai kita ga ada harganya? Hmm...rasanya tidak juga. Salah satu yang memberiku pencerahan dalam hal ini adalah kotbah dari Ps. Jeffrey Rachmat. Beliau mengambil ayat dari Bilangan 12: 3 "Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi." Waktu itu Ps. Jeffrey berkomentar bahwa kitab Bilangan ditulis oleh Musa, dan Musa berani menuliskan bahwa dirinya adalah orang yang sangat lembut hatinya. Itu berarti bahwa Musa tahu siapa dirinya. Orang yang rendah hati itu bukan orang yang tidak punya harga diri, tapi adalah orang yang mengerti siapa dia dihadapan Allah :) Contoh berikutnya adalah Yesus. Tuhan Yesus adalah Allah yang menjadi manusia demi menebus dosa manusia. Apakah Beliau tahu kedudukannya sebagai Allah? Ya! Tapi Beliau mau merendahkan diriNya untuk disiksa, dihina sedemikian rupa sampai mati di kayu salib :) Kurasa itu adalah makna kerendahan hati yang sebenarnya :D
Kita merendahkan diri bukan karena kita tidak berharga tapi kita tahu bahwa diri kita berharga dan kita bersedia menyerahkan diri kita untuk hal-hal yang kita anggap berharga. Bingung? Sama hahahah~ Coba kita ambil contoh kasus Tuhan Yesus, apakah Tuhan tahu dirinya berharga? Ya! Tapi Beliau bersedia menukarkan diriNya bagi kita yang Beliau anggap lebih berharga dari hidupNya (Aku mau nangis waktu ngetik ini, Kita yang bukan siapa-siapa, dianggap begitu berharga). Begitu pula dengan hidup kita, kita merendahkan hati kita bukan karena kita tidak layak dihargai. Kita layak dihargai karena darah Kristus yang menebus kita tiada ternilai, tapi Tuhan juga menantang kita untuk menyerahkan hak kita untuk dihargai demi orang lain yang mungkin belum mengenal Dia, yang membutuhkan kasihNya dan untuk orang-orang yang kita kasihi dalam hidup kita :) Biasanya kita ditantang untuk merendahkan diri saat kita meminta maaf, sering kali, kita memutuskan meminta maaf karena kita menganggap sebuah hubungan lebih penting daripada keegoisan kita :)
Begitu aku mendapat pencerahan ini, aku merasa aman dalam Tuhan :) Aku tahu aku berharga tapi seperti Kristus yang menganggap kesetaraanNya dengan Allah sebagai sesuatu yang perlu dipertahankan, aku pun akan belajar mengikuti jejak langkahNya :)
Filipi 2: 5-7 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2. Setelah definisi tentang rendah hati, kita masuk ke salah satu contoh kasus yang kualami ketika aku belajar tentang rendah hati. Beberapa cerita menarik dari blogger lain bisa dibaca di sini (untuk Blog Mbak Mega) dan di sini (untuk Blog Mbak Lasma). Satu hal yang pelajari adalah marah. Apa sih yang membuat kita marah? Saat pelayan di restoran tidak melayani kita dengan baik? Saat seseorang tidak memenuhi apa yang menjadi keinginan kita? Seringkali kita marah karena kita menganggap diri kita layak mendapat yang lebih baik daripada orang lain, dengan kata lain, kita sudah jatuh kedalam kesombongan. Contoh, saat orang lain melakukan kesalahan, reaksi pertama kita adalah memarahinya karena dia gagal melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya yang berarti merugikan kita. Tapi aku belajar untuk memiliki sikap merendahkan diri dan menganggap bahwa orang tersebut juga memiliki hak yang sama untuk didengarkan :) aku belajar untuk bertanya lebih dahulu apa yang membuatnya gagal. Walau akhirnya kita tetap memberikan dia wejangan (dengan penuh kasih dan cinta tentu saja hahahahah~) kurasa itu akan membuatnya merasa lebih dihargai :) dan membuat daging kita a.k.a ego tetap dalam kendali :D kalo udah kaya gitu biasanya marah kita lebih bisa dikendalikan dan fokus kepada jalan keluar bukan untuk menghancurkan karakter orang :D heheheh~ Aku masih belajar karena masih sering amarahku yg keluar lebih dulu daripada kerendahan hati. Well...itu..tetap belajar XD hahahah~
Kurasa segitu dulu deh pembahasan soal rendah hati kali ini. Maaf kalo agak kurang nyambung karena itu diambil dari pengalaman pribadi sih hahahah~ Have a nice day!
God bless you :D
ps: sistem tags kayak gini berguna buatku yang kadang bingung mau nulis apa lol~ lanjutkan ya OLCI :3