Rabu, 15 Agustus 2012

[Short Story] My name is....

Dia berlari sekuat tenaganya. Takut. Lorong-lorong sunyi nan gelap memantulkan suara sepatu menapak lantai beton. Seluruh ototnya menegang dan merenggang sesuai dengan derap langkahnya. Jantungnya berdegup kencang berusaha memompa oksigen. Sesak. Dia sudah berlari sejak bermenit-menit yang lalu, harusnya dia sudah bebas sekarang. Tidak ada lagi yang mengejarnya, tidak ada tanda-tanda seorangpun mengikutinya.


Dia semakin tercekik, napasnya habis. Perlahan, langkahnya memelan sampai akhirnya berhenti.

Dengan sempoyongan dia bergerak menuju dinding. Keringat menetes dari dagunya. Tanpa butuh waktu lama dia langsung bersandar pada dinding dengan punggungnya. Masih terlalu cepat untuk lega. Seluruh pakaiannya basah, tapi dia hanya sempat mengusap dahinya dan melemparkan beberapa butiran keringat ke lantai.

Sedetik.... Dua detik....

Waktu berlalu dengan sangat pelan. Dengan awas dia memandangi sekeliling dan telinganya begitu peka hingga kesunyian terasa begitu menyakitkan.

Tiga detik.... Empat detik....

Dia menunggu beberapa saat lagi namun tidak ada suara selain suara napasnya. Dia aman....

Pria itu langsung menghembuskan napas lega. Dia berhasil melarikan diri. Lututnya langsung lemas dan dia terduduk di lantai yang dingin. Tidak pernah sekalipun dia berpikir dia akan lari seperti ini, berusaha menyelamatkan nyawanya. Dia adalah pemburu tapi hari ini semuanya terbalik, dialah yang diburu....

Terdengar gema langkah kaki. Dia langsung berdiri dan siaga. Langkah kaki itu...dia tidak mungkin salah.... Orang itu berhasil mengejarnya! Dengan gugup pria itu bangkit dan kembali berlari menjauhi suara walau dengan tertatih. Staminanya sudah habis tapi dia tidak mau bertemu dengan orang itu! Langkah demi langkah semakin mendekatinya, memacunya semakin kencang berlari. Tiba-tiba, suara langkah kaki itu terdengar dari arah dia berlari membuatnya berhenti mendadak. Bagaimana mungkin?! Matanya terbelalak. Dia menoleh ke belakang, ke depan, sekali lagi ke belakang, tidak, dia tidak bisa lagi menentukan dari mana arah suara itu datang, langkah kaki itu bergaung di sepanjang lorong. Dia seperti hewan buruan yang terkepung! Dia hanya tahu langkah kaki itu mendekatinya.

Sosok itu muncul membelakangi cahaya lampu suram, sebuah siluet hitam berjarak sekitar empat meter dari tempatnya berdiri.

Orang itu....

Kakinya lemas. Ketakutan, horor menggerogoti pikirannya. Tubuhnya kaku, tenaganya habis, pikirannya pun beku. Sosok itu semakin mendekat dengan tenang, menikmati buruannya yang sudah tertangkap. Dia dapat melihat orang itu tersenyum menyerigai. Dua meter...satu meter....

*

Robert terdiam memandangi mayat dihadapannya. Terlalu brutal untuk dijelaskan. Bahkan di suasana remang-remang hanya dengan penerangan dari beberapa lampu sirene dan lampu mobil polisi di sekitarnya, Robert dapat melihat betapa mengerikannya hal yang harus dialami oleh korban sebelum nyawanya pergi, demi kebaikannya. Selama puluhan tahun dia menjadi polisi baru sekarang dia menemukan kasus seperti ini.... Dia mengangkat kepalanya dan melihat seorang wanita berambut pirang pendek dengan gaun terusan tersenyum kearahnya dengan senyum tenang, sorot matanya berwarna biru memancarkan keteduhan yang dalam. Robert hanya memandangnya datar sebelum berbicara pada seorang polisi pria dibelakangnya.

"Bawa dia kedalam mobil. Jangan sampai dia kabur."

Polisi itu mengangguk dan menggiring wanita terborgol itu melewati Robert. Dia berhenti, polisi muda itu tidak berani mendesaknya, dan memandang Robert tepat di mata. Warna biru itu membuat punggung Robert terasa dingin. Hatinya dicengkram oleh rasa takut. Mata itu datar, tanpa ada gejolak emosi apapun di dalamnya, seperti sebuah palung laut yang gelap. Dia tidak yakin dia berani melongok untuk melihat lebih jauh, dia tahu ada monster yang akan menyergapnya disana. Tidak seorangpun dapat menyangka bahwa wanita itu sudah membunuh lebih dari sepuluh orang hanya dalam beberapa bulan. Semuanya kriminal, lebih spesifik lagi, semuanya psikopat, dan mati dengan cara yang sama dengan cara mereka membunuh korban-korban mereka. 

"Kau orang yang menarik, Robert." Ucap wanita itu dengan suara halusnya. "Aku akan terus mengamatimu...."

Robert tidak menunjukkan ketertarikan pada apapun yang dikatakan oleh wanita itu, pria itu hanya memberi kode pada bawahannya untuk terus menggiringnya ke mobil dan dia tidak perlu lagi memandang mata itu.

Terdengar suara pintu mobil tertutup. Robert baru menghembuskan napasnya. Dia membuka genggaman tangannya yang tegang. Sudah sangat lama dia tidak merasakan ketakutan seperti ini. Sebuah ancaman yang benar-benar nyata. Bahkan dia dapat merasakan jantungnya berdetak liar hanya dengan tahu dia berada dekat dengan sosok itu. Robert tahu ini belum berakhir. Wanita itu tidak akan tertangkap bila dia sendiri tidak membiarkan dirinya ditemukan. Dia menemukan hal yang lebih menarik daripada sekedar membunuh psikopat lainnya, dia menemukan target baru, Robert.

*

Jeruji sel bergeser dengan pelan. Sepuluh tahun sejak masa itu dan Robert kembali berhadapan dia. Seorang wanita berjalan melewati pintu sel yang terbuka, berhadapan mata dengan mata lagi dengan Robert. Mata biru yang sama, senyum teduh yang sama. Tidak ada yang berubah dari wanita di hadapannya seakan masa sepuluh tahun tidak memiliki pengaruh pada dirinya. Jantung Robert berdetak keras dalam rongga dadanya namun otot wajahnxa tidak bergerak seinci pun. 

"Hello, Robert." Sapanya ringan dengan sebuah senyum yang sama.

Robert tahu dia tidak boleh menunjukkan rasa takutnya pada orang ini atau dia tidak akan bisa mengendalikan monster dihadapannya karena wanita itu adalah....

Dia mengalihkan pandangannya dari Robert dan memandangi orang-orang dibelakang Robert. Dia melebarkan senyumnya.

"Oh, salam kenal, namaku Judith, kalian bisa memanggilku J...."

....anggota kesepuluh S.U.R.F.... 

End
___________________________________________________

Another story about S.U.R.F

Here is the Cast
Robert - Rheona - Arthur - Harold - Chris - Chelios - Derick - Terra - Hardy - Judith

Another story about S.U.R.F :) karakter Judith ini sangat unik sekali dan merupakan tantangan tersendiri buatku untuk memahami karakternya :D pribadi aku kurang puas dengan hasil yang kali ini. Something missing. Feelingnya masih ga kerasa.... Hope I can do better next time hehehe~

Comment are welcomed :)

PS: Gambar di atas itu hasil iseng dulu hahahah~ Semoga bisa benar-benar jadi cover buku hahahah~ Bisa klik gambar di atas untuk tahu lebih banyak tentang Judith :) heheheh~

Gbu~

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

© Everything But Ordinary, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena