Senin, 07 Mei 2012

[Review] Weeping Under This Same Moon

Sinopsis:
Ditulis berrdasarkan kisah nyata dua gadis remaja dari kebudayaan berbeda yang bertemu sehingga mengubah arah hidup mereka secara dramatis.

Mei adalah seorang seniman yang kehidupannya dikacaukan oleh Perang Vietnam. Orangtuanya yang tertekan mengirimnya pergi untuk melarikan diri dengan cara membahayakan dalam eksodus ribuan pengungsi Vietnam yang dikenal dengan sebutan "Manusia Perahu". Dalam kata-kata Mei, kita mengetahui bahaya yang dia hadapi saat menjaga dua adik kandungnya dalam perjalanan laut yang penuh rasa lapar, dahaga dan perampasan, meninggalkan semua yang dia cintai, mencari tempat aman bagi keluarganya.

Hannah adalah iswa SMA berusia 17 tahun yang pemarah dan berkebangsaan Amerika. Tidak punya teman, menderita gangguang emosi, canggung dalam kehidupan sosial-kecintaannya menulis dan kondisi lingkungan hanya membuat Hannah semakin tersisih. Lewat suaranya , kita seolah masuk ke kepalanya, untuk menemukan jiwa lembut dibalik semua kemarahan dan kekacauan. Saat tahu tentang kondisi buruk "Manusia Perahu", Hannah tergerak untuk bertindak.

Takdir mempertemukan Mei dan Hannah dalam selebrasi kebudayaan dan bahasa, makanan dan persahabatan, dan yang terutama penyelamatan kedua gadis muda ini dari keputusasaan mereka sendiri.

Weeping Under This Same Moon merupakan kesaksian atas kekuatan cinta dan semangat bekerja sukarela; menegaskan bahwa bertindak demi orang lain itu sangat berguna bagi diri seseorang.

* * *

Personal Opinion:
Phew! Rasanya sudah berabad-abad sejak terakhir kali aku mendapat kesempatan untuk membaca sebuah novel apalagi sebuah novel berkualitas :D Puji Tuhan aku bisa menyelesaikan novel ini waktu weekend >w<

Overall ceritanya bagus. Gaya penceritaannya sederhana dan lugas sehingga aku dapat dengan mudah mencerna setiap kata. Pembagian bab yang pendek membuat semangat untuk membuka bab berikutnya :D.

Kisah dibuka dengan Mei yang harus meninggalkan rumahnya dan terapung di lautan selama beberapa minggu cukup detil, mulai dari makanan yang tidak layak, kondisi kejiwaan, perasaan dan perjuangannya untuk tetap bertahan sangat di ekspos secara detail membuatku terenyuh dan membayangkan bagaimana kalau aku ditempatkan di situasi yang sama. Salut dengan Mei dan adiknya Tuan, yang walaupun masih berumur 14 tahun, mengambil tanggung jawab sebagai pria dewasa untuk melindungi kedua saudara perempuannya. Aku suka sekali dengan bagian ini. Emosi yang ada tergambarkan dengan baik, begitu pula dengan environmentnya yang walaupun tidak digambarkan secara detil, cukup membuatkt membayangkan situasi dimana mereka tinggal. Sebuah awal bagus yang membawa pembaca tertarik untuk terus membalik halaman demi halaman :)

Setelah menceritakan Mei, giliran Hannah yang diceritakan. Walau kehidupan Hannah cukup kompleks untuk remaja seumurannya namun kalau dibandingkan dengan Mei, rasanya sedikit downslide. Penjelasan tentang Hannah cukup membosankan bagiku D: seputar sekolah, teman-teman, dan tentu saja gebetan :)

Tapi begitu dilanjutkan ternyata memang ini adalah sebuah buku yang layak dibaca. Perubahan karakter dari  Mei dan terutama Hannah membuat ending dari buku ini benar-benar manis :)

Kalau boleh di kasih rating aku kasih 3.5 out of 5 :D



Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: 2011
Tebal: 331 Halaman


________________________________________

Xtra: Bagi yang tertarik memiliki buku ini, bisa drop komentar di bawah, rekomendiasikan tentang buku favoritmu untuk kubaca heheheh~

nama-nama yang masuk akan diundi dan nama yang keluar bakal aku kirimkan buku ini sebagai hadiah :D heheheh~ Free! Batas drop komentarnya sampai tanggal 26 Mei 2012 :D pemenang akan aku kirim pesan untuk memberikan alamat untuk pengiriman :)

Have a blessed day!!!

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

© Everything But Ordinary, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena