Senin, 26 Maret 2012

[Short Story] A tale of Little Blue Bird

Pada suatu masa ada seekor burung kecil berwarna biru, menatap langit nan megah diatasnya. Awan-awan berwarna keemasan mendampingi sang matahari menyinari langit tembaga sehingga seluruh jagad tampak begitu mempesona. Sang burung kecil terkagum dan kedua bola matanya yang mungil hanya dapat mengingini hal tersebut dengan sangat. Oh, seandainya dia dapat terbang menggapainya! Namun angannya terurai ketika dilihatnya sayap kirinya yang patah sebagai bukti kegagalannya untuk menggapai angkasa. Dia tidak akan pernah sampai ke sana dengan satu sayap!

Apakah sang burung merasa hancur? Tidak. Beruntung, ia ditemukan Seseorang tatkala dia tak lagi terbang. Orang itu membawanya ke rumahnya, merawatnya, mengasihinya dengan segenap keberadaanNya dan sang burung juga sangat mengasihi Pribadi yang disebut Pemiliknya. Hidupnya sempurna. Dari waktu ke waktu Sang Pemilik berbicara dengannya walau sang burung tak mengerti banyak dan saat pun berlalu, namun setiap kali sang burung memandang ke langit, dia masih ingin terbang menyentuhnya. Pandangan matanya selalu memandang ke atas dengan penuh harap, oh betapa dia rindu dapat terbang! Tapi sang burung tidak ingin meninggalkan Sang Pemilik yang telah begitu sangat mengasihinya, seindah apapun langit tembaga menjelma.

Sedetik berlalu, sang burung meminta Sang Pemilik mematahkan sayap kanannya agar dirinya tak lagi tergoda untuk terbang. Hal terbaik yang pernah diminta Sang burung agar dia tetap dapat tinggal bersama Tuhannya. Ketika tangan yang penuh kuasa itu terulur, Sang burung memejamkan matanya, menanti rasa sakit yang pasti datang, namun…saat-saat berlalu tanpa suara berderak kasar. Sentuhan lembut menyapu bulu-bulunya yang lembut, kekuatan mengalir menggerakkan sayap kirinya dan perlahan, sang burung dapat membentangkan kedua sayapnya secara sempurna. Burung biru itu membuka matanya dan di dapatinya Sang Pencipta tersenyum, alih-alih mematahkan sayapnya, Dia memberikan sayap yang baru. Sang burung menatap tak mengerti dan semakin tidak mengerti ketika tanganNya menunjuk ke atas, meminta sang burung terbang ke angkasa. Sang burung ragu, dengan satu senyuman, Sang Pencipta meyakinkan keputusanNya. Sang burung biru mengepakkan kedua sayapnya, perlahan, semakin cepat, dan semakin cepat! Dia pun melesat menembus awan keemasan dengan sempurna!!! Dia mendapatkan apa yang menjadi keinginannya namun dia segera melipat sayapnya dan membiarkan dirinya menukik tajam. Beberapa meter dari permukaan, Sang burung membuka sayapnya membuatnya melayang mulus dan mendarat di sisi Sang Pencipta, mendekatiNya dan menggerakkan kepala kecilnya untuk menyentuhNya. Sang burung kini sangat yakin, langit tembaga dan awan emas tak lagi menjadi hal yang penting baginya, berada disisi Sang Pencipta adalah keinginannya, apapun yang selain itu tidak membuatnya bergerak mengepakkan sayapnya.

__________________________________________________

It supposed to be more poetic...hahahah~ tapi aku ga tahan untuk to the point :D hahaha~ jadinya agak nanggung :D hope you still can enjoy it :)

Betapa Tuhan kita adalah Tuhan yang luar biasa baik :D kita mungkin sudah siap kehilangan segala hal ketika kita memutuskan untuk ikut Tuhan termasuk meletakkan keinginan dan cita-cita kita di atas altar untuk disembelih namun Tuhan adalah Tuhan yang baik, Dia tidak akan mematikan impian kita namun justru akan menambahkan value dan tujuan yang lebih jelas bahkan tak jarang Dia memberikan pada kita lebih daripada apa yang kita pernah bayangkan :D So, jauhkan pikiran kita tentang Tuhan yang selalu menuntut ini dan itu. Dia adalah Allah pemberi :) jika tidak, tidak mungkin Dia mengaruniakan AnakNya yang Tunggal pada kita :D

Have a blessed day!

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

© Everything But Ordinary, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena