Kamis, 22 November 2012

[Short Story] Halt it!

Kokecit.deviantart.com
  Aku mengeratkan pegangan pada gagang pedang. Gigiku saling beradu dengan erat di balik bibirku. Cukup satu kata, satu kata, maka pedangku akan terhunus dan akan menebas mereka. Cukup satu perintah dan aku langsung melesat turun, berdiri di sana, diantara Tuanku dan mereka....

"Hentikan...."

Sebuah suara lembut terdengar di telinga dan hatiku. Bukan kata yang ingin kudengar.

"Jangan menyerang mereka...."

"Tapi, Tuan...."

Aku memandang rekan-rekanku, ekspresi mereka sama denganku, geram dan tak sabar untuk bertindak. Kami sudah mengepung tempat ini, bersiaga penuh menunggu kapanpun perintah itu turun. Aku kembali memandang ke bawah, lecutan demi lecutan cambuk terdengar memenuhi telingaku. Tuanku sedang disiksa oleh seorang prajurit. Tetes demi tetes darah mengucur dari luka di sekujur punggungNya. Aku dapat mendengar Tuanku berteriak pilu namun kata itu tidak keluar dari mulutNya.

Aku menggigit bibir bawahku untuk menahan diriku. Setiap kali pecut itu merobek kulit Tuanku, hal yang sama juga merobek hatiku. Beberapa rekan menutup matanya tidak sanggup melihat kejadian sekejam itu terhampar di depan mata, aku juga ingin tapi aku menguatkan diriku untuk tetap bersiaga, kapanpun Tuanku memberi perintah, aku akan menjadi yang pertama berdiri di sisiNya.

"Aku mengasihi mereka...."

Suara lembut itu kembali bergema. Hatiku terasa seperti disiram air es.

Terdengar suara lecutan di udara.

"Aku mengasihi mereka...."

Aku terdiam, tapi sejuta tanya memenuhi hatiku. Pecut kembali merobek kulitnya.

"Aku mengasihi mereka...."

Tuankau tetap diam dibawah deraan yang menyakitkan. Darah kini membanjiri lantai batu, menjadi noda yang tak terhapus.

Seluruh tubuhku bergetar ketika jumlah pukulan sudah genap, namun tidak sekalipun Dia mengatakan kata itu.

"Aku mengasihi mereka dan Aku rela mati demi mereka...."

Aku melihatNya diseret menuju ke luar dimana Dia akan sekali lagi dihakimi. Aku tahu akan cerita ini akan bergerak ke mana. Oh, Tuan! Seruku dalam hati. Cukup katakan kata itu, aku akan segera membunuh mereka yang telah lancang melukai Raja kami! Siapa mereka, Tuan! Hingga Engkau bersedia mati untuk mereka! Aku berteriak dalam hati, frustrasi karena tidak bisa berbuat apapun.

"Tahan, Aku mengasihi mereka...."

Aku terdiam. Kulepaskan genggamanku dari gagang pedang. Aku tidak mengerti mengapa Tuanku rela menanggung segala hinaan demi manusia. Tuanku sudah membuat keputusanNya, aku akan menemaniNya sampai akhir, tapi, jika kata itu keluar dari mulutNya, aku tidak akan segan-segan menghunus pedangku....

__________________________________________________

Happy Early Christmas!!!

Hahahah~ masih jauh memang tapi bukankah suasana natal sudah dimana-mana? :D hehehe~ can't wait till december! Gimana dengan kalian? Udah siap-siap apa aja nih? :)

Akhirnya aku bisa ngepost something di bulan ini heheh~ Yah, aku tahu, cerita ini lebih cocok untuk Paskah tapi well, bukankah setiap hari kita merayakan kasihNya? :) I'm very grateful, setiap hari Tuhan mencurahkan kasihNya yang overflowing dalam hidupku heheheh~ Amazing banget!

By the way and busway, cerita ini terinspirasi dari sini

Dia adalah seorang yang menggunakan gambar sebagai media penginjilan :) dan sering kali komik-komiknya buat aku nangis bombay, termasuk komik kecil di awal postingan ini :)

Have a blessed day!!!

He loves you so much!

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

© Everything But Ordinary, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena