Senin, 09 April 2012

When Bad Things Happen to Good People

I think ini adalah pertanyaan yang cukup sering ditanyakan. Mengapa hal-hal buruk terjadi pada orang baik? Sedangkan hal-hal baik terjadi pada orang yang menurut kita tidak pantas menerimanya. Bahkan ketika kita sudah sungguh-sungguh dengan Tuhan dan sepenuh hati melayaniNya keadaan tidak bertambah baik. Sebelum kita berpikir lebih jauh dan berspekulasi, lebih baik jika kita menyimak dua kisah nyata dibawah ini.


Taken from Wikipedia.org
Horatio G. Spafford

Yeah, aku tahu, sudah banyak orang yang mengenal tokoh yang satu ini tapi yang belum tahu, izinkan aku bercerita secara singkat tentang tokoh luar biasa ini. 

Horatio Gates Spafford adalah seorang pengacara yang memiliki seorang istri dan lima orang anak. Pada tahun 1871, seluruh hartanya habis dalam sebuah kebakaran hebat di Chicago. Ia juga kehilangan satu-satunya putranya karena Scarlet Fever. Dua tahun kemudian, sewaktu istri dan keempat putrinya hendak pergi untuk berlibur sekaligus menghadiri ibadah D. L. Moody ke Inggris, kapal yang mereka tumpangi menabrak kapal pengangkut barang dan kandas. Keempat putrinya meninggal dalam kecelakaan tersebut, menyisakan istrinya yang memberi kabar duka kepada suaminya yang masih di Chicago. 

Bertahun-tahun kemudian, sang istri melahirkan tiga anak lainnya bagi Spafford. Namun sekali lagi putra satu-satunya mereka meninggal karena Pneumonia pada umur empat tahun. Keluarga ini dianggap dihukum oleh Tuhan. Spafford tidak menyerah, namun mengabdikan hidupnya dengan pergi ke Yerusalem dan mendirikan sebuah koloni Amerika di sana. Di sana dia membantu dengan mendirikan dapur umum, rumah sakit darurat, penampungan yatim piatu dan berbagai kegiatan amal lainnya. Spafford meninggal pada tahun 1888 karena penyakit malaria.


Orang kedua yang akan dibahas mungkin belum menjadi legenda seperti Spafford tapi sudah banyak memberi inspirasi bagi banyak orang.

Taken from Julitamanik.blogspot.com
Yosephine Priskila Taruli Manik


Seorang gadis yang berperang dengan penyakit Leukimia atau Kanker Darah di usianya yang ketiga belas. Cerita lengkapnya bisa dibaca di sini. Sangat luar biasa perjuangannya dalam menghadapi penyakit yang mengegrogoti dirinya dan yang lebih luar biasanya lagi, di saat dia tidak memiliki alasan untuk beriman diantara kondisinya yang makin menurun, dia tetap percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkannya dan tetap memuji Dia disepanjang sisa waktunya. No wonder banyak orang yang sangat terinspirasi olehnya. Akhirnya? Dia kembali ke rumah Bapa tanggal 4 Oktober 2011 di usia yang sangat belia.

Kita bertanya mengapa hal buruk terjadi pada orang baik ketika kita sama sekali tidak memiliki petunjuk apa yang sedang terjadi. Ketika takdir tampak begitu kejam dan Tuhan seakan-akan mengacungkan pedangNya kepada kita. Saat beban kesedihan dan ketidakpercayaan menekan diri kita membuat kita ingin menjerit keras-keras, MENGAPA TUHAN?! sambil berdiri menentang surga. Kita dengan keterbatasan kita tidak dapat melihat rancangan besar yang Tuhan sediakan bagi setiap orang yang percaya kepadaNya.

Kita lihat dampak dari hidup kedua orang diatas sekarang. Horatio G. Spafford menulis sebuah lagu yang menjadi inspirasi bagi banyak orang bahkan orang-orang yang lahir beratus-ratus tahun kemudian. It is Well With My Soul telah banyak mengingatkan orang akan kasih setia Tuhan dan menjadi saksi iman bagi setiap orang yang mendengarnya termasuk aku, memberikan kekuatan bagi yang sedang bergumul menghadapi keadaan yang begitu buruk untuk tetap berpegang pada Kristus. Sedangkan Yosephine atau biasa dikenal dengan panggilan Ochie Manik, menjadi kesaksian iman bagi siapapun yang mendengar tentang kisahnya yang di publish melalui blog Julita Manik yang tak lain adalah tantenya. Keluarganya yang bergumul menghadapi kehilangan mendapatkan sebuah jawaban dari Tuhan bahwa putri mereka yang 'terlihat' kalah melawan penyakitnya justru menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Terhitung lebih dari seratus ribu orang membaca kisahnya (bisa di lihat di sini) dan belum terhitung yang mendengar ceritanya dari media lain.  

Ketika kita sedang menghadapi hal-hal yang tidak masuk akal, tetaplah kuat karena kita tidak tahu apa yang sudah Tuhan sediakan di masa depan. Kedua orang yang diatas adalah orang-orang yang mengambil keputusan untuk tetap berdiri dan terus maju, tetap mempercayai Tuhan bahkan di saat berjalan di lembah-lembah kekelaman. Oh, bukankah Dia berjanji, gada dan tongkatNya yang mengikuti kita? He would never misguided us. 

Ibrani 11: 39 Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik

Abraham tidak melihat keturunannya menjadi sebanyak pasir di pinggir pantai dan bintang di angkasa, namun ia tetap percaya. Yeremia tidak melihat bangsa Israel bertobat karena pemberitaannya, namun dia tetap melakukan apa yang Tuhan minta. Paulus taat, pergi ke Roma dengan kesiapan untuk mati. Dia tidak melihat dampak dari pemberitaan Injilnya yang menyebar hingga ke ujung bumi namun dia tetap melakukan kehendak Bapa. Bahkan ketika saat ini kita tidak melihat titik cahaya dalam kegelapan yang begitu pekat, tetap percaya bahwa Tuhan pasti akan menuntun kita. Bahkan ketika kita tidak melihat iman kita dijawab Tuhan pada masa hidup kita, percayalah Tuhan tidak pernah lupa akan janjiNya kepada kita. Ia pasti akan menggenapinya bahkan ketika kita telah meninggal sekalipun sama seperti Tuhan menepati janjiNya pada Abraham beratus-ratus tahun kemudian, sama seperti Dia menepati janjiNya pada Daud bahwa keturunannya tidak akan terputus dari takhta Israel. Tuhan yang sama pula yang akan menggenapi janjiNya pada kita bahkan ketika kita telah kembali kepadaNya. Percayalah pada Tuhan, bukan pada keadaan. Dia baik dan Dia sanggup



Mengapa hal buruk terjadi pada orang baik yang sungguh-sungguh percaya Tuhan?

for Greater Purpose that beyond our age 


0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

© Everything But Ordinary, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena