Aku menghambur masuk ke kamarku dengan berurai air mata. Kubanting pintu dibelakangku, tak kuhiraukan seruan ibuku yang menanyakan keadaanku. Hatiku terasa begitu sakit, sebuah luka tertoreh dalam hingga tak mungkin untuk dijahit kembali. Aku bergelung dalam selimutku dan terus menangis, meratap menghadap tembok. Aku tidak ingin berkata apapun, aku tak ingin berbicara dengan siapapun. Mulutku kelu dan hatiku tak sanggup merangkai kata untuk mengutarakan sakitnya. Aku terpuruk.
Dalam kekecewaanku, aku berseru pada Tuhan. Katanya Dia tidak perlu banyak kata karena Dia mengerti bahasa air mata. Katanya Dia selalu ada ketika orang mencari wajahNya. Katanya, katanya, katanya, aku tidak peduli, aku membutuhkan Dia sekarang.
"Tuhan!" Aku memulai petisiku. "Mengapa Engkau izinkan aku mengalami hal ini?"
Tidak ada suara balasan. Aku kembali berbicara.
"Aku tidak punya seorangpun yang mengasihi aku! Engkau menciptakan begitu banyak pria di luar sana, tapi tidak satupun yang Engkau sediakan bagiku! Tidak ada satupun dari mereka yang tertarik padaku! Bahkan, orang yang kusuka pun tidak memperhatikan aku! Mengapa Tuhan?! Mengapa Engkau tidak buat dia mencintaiku! Dia bahkan tidak mempedulikan aku sama sekali! Aku lewat didepannya pun dia membuang muka!"
Air mataku mengalir begitu deras, menyebutkan satu per satu keinginanku padaNya seperti menyiramkan air garam pada luka menganga di hatiku tapi di sisi lain, aku merasa lega, bebanku seakan berkurang. Aku pun melanjutkan.
"Tuhan! Tidak ada pangeran yang mau dengan aku! Jangankan pangeran, rakyat jelata pun enggan bersamaku! Bagaimana mungkin aku dapat hidup bahagia?! Aku mau Tuhan, ada seorang pria mengejarku dengan segenap kekuatannya. Seorang pangeran yang rela menempuh bahaya hanya demi aku. Seorang pria yang hatinya hanya untukku. Aku mau Tuhan, seorang pria yang rela melepaskan segalanya demi mendapatkan aku...."
Aku terus menangis, itulah keinginan terdalamku. Itulah impianku. Sejak aku dapat membaca cerita tentang putri dan pangeran berkuda putih, sejak aku dapat mengeja tulisan 'happily ever after'.
"Aku sudah menunggu dan menunggu tapi tidak ada seorangpun yang bersedia mengejarku. Mereka semua menyerah. Aku lelah, Tuhan. Aku lelah! Katakan saja bila itu hanya dongeng! Biar kukubur impianku."
Hatiku seperti disiram air es ketika aku mengatakan akan mengubur impianku tapi itu adalah satu-satunya jalan keluar bagiku. Berhenti berharap.
Aku menangis sesegukan....
"Bukankah Aku mengasihimu?"
Aku tersentak, sebuah suara lembut bergema dalam jiwaku.
"Bukankah Aku mecintaimu dengan segala yang Aku punyai?"
Suara itu mengalir seperti sungai.
"Tapi Tuhan...." Aku berusaha membantah namun kembali terdiam.
"Aku mencintaimu dengan segenap hatiKu. Aku mengejarmu hingga Kulepas segala yang Kumiliki. Kukejar engkau hingga Aku turun ke bumi. Aku rela melepas tahtaKu untukmu. Aku meninggalkan Surga untukmu. Aku berikan kasihKu tanpa syarat kepadamu. Aku bahkan mati demi dirimu. Aku mengejarmu, tanpa lelah selama puluhan tahun sampai akhirnya Aku mendapatkan hatimu dan sampai kesudahannya, tidak sekalipun Aku akan menyerah terhadapmu ataupun melepaskanmu. Kaulah yang Kukasihi. Tidakkah Aku cukup bagimu?"
Aku tak sanggup membalas tapi ada bantahan dalam hatiku...
"Tapi Tuhan, aku ingin ada orang yang memperhatikan aku, yang memelukku ketika aku dalam masalah. Yang menenangkan aku, menjagaku...."
"Aku tidak pernah menolakmu. Aku selalu memikirkanmu di setiap waktuKu. Aku memelukmu ketika engkau lemah. Aku memberimu kekuatan ketika engkau lelah. Setiap air matamu kutampung dalam kirbatKu, setiap katamu Aku dengar dan setiap masalahmu Aku punya jalan keluar. MalaikatKu tak pernah lalai menjagamu, bahkan Aku sendiri berjalan bersamamu dalam masa-masa tergelapmu. Akulah Raja Semesta Alam, Pangeranmu. Kuberikan segala yang Aku punya kepadamu.... Tidakkah Aku cukup bagimu?"
Kata-kata terakhirNya membuat hatiku mencair, air mata kembali mengalir. Aku merasa bodoh sekali. Aku memiliki Kekasih yang sempurna, mengapa aku masih meminta kekasih yang penuh dengan kelemahan? Aku diinginkan, aku dicintai dengan begitu sangat. Ada Seorang Pangeran yang rela membuang segalanya demi aku, tidak ada alasan bagiku untuk merasa terpuruk.... Aku tersenyum lembut....
"Ya Tuhan, Engkau cukup bagiku...."
__________________________________________________________
Dia cukup bagi kita.
Sebearnya udah dari seminggu lalu kepingin nulis ini, cuman karena jadwal yang cukup ajegile, aku terpaksa menundanya. Nyaris saja lupa tapi begitu baca postingan dari Mbak Lasma yang ini. Aku langsung teringat betapa Tuhan mengasihi kita. Lebih dari apapun.
Sebagai cewek, kita pasti punya segudang impian cowok idaman kita, mulai dari care, romantis, ngertiin kita, menjaga kita, melindungi kita dan sebagainya. Sering kali kita menuntut para pria menjadi semacam pangeran berkuda putih bagi kita, dan sering kali kita kecewa ketika kita tidak mendapatkannya. Atau bisa juga seorang cewek yang merasa tidak berharga karena seumur hidupnya ga ada cowok yang berani membayar harga untuk dia... Hei! Tuhan Semesta Alam, Raja segala Raja, sudah membayar kita sampai lunas! Bayangkan kalau ada seorang pangeran yang rela melepas haknya sebagai Putra Mahkota demi mengejar kita. So Sweet, bisa dibuat novel berjilid-jilid, hahahah~ Kuberi tahu satu hal.
TUHAN SUDAH MELAKUKANNYA 2000 TAHUN SILAM!
Tuhan melepas kedudukanNya, tahtaNya, kuasaNya hanya demi mengejar kita ke bumi dan rela mati buat kita. Beuuuh! Twilight Saga, Romeo n Juliet mah lewaaat! Hahahah~ Amazing isn't? Sering kali kita lupa fakta ini :) so, this is a reminder for you, girls! You are loved! Ga peduli cowok-cowok disekitarmu nganggep kamu apa, ada Seorang Cowok yang tergila-gila denganmu :) namaNya Yesus, your Heavenly Prince, your True Prince :)
Have a blessed day!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar