Pages - Menu

Selasa, 26 Maret 2013

[Short Story] Open War at the Sky


Aku selalu bermimpi menjadi kesatria....

Seorang Ksatria selalu tampak keren ketika dia berperang, membela kerajaannya. Pedang terhunus, menebas musuh. Memekikkan sorak perang, menyemangati prajurit. Tidak ada yang lebih gagah daripada seorang Ksatria yang berlari menyambut pertempuran. Seorang ksatria  tak terkalahkan. Ditakuti oleh musuh dan disegani oleh kawan.

Bumi bergetar ketika dia menginjakkan kakinya, musuh gemetar ketika dia tiba. Rakyatnya merasa aman ketika dia ada.

Ah, belum lagi kalau dia pandai menggunakan sihir. Memanggil api dari langit atau membuat perisai tak terlihat. Tunggu! Bagaimana kalau dia menunggang kuda? Denting baju zirah beradu dengan derap langkah kuda putih yang ditungganginya, membawa kemenangan kemanapun dia pergi. Panji-panji ditangannya berkibar tertiup angin, memberi tahu musuh bahwa teritori tersebut telah direbutnya untuk Sang Raja.

Aku selalu membayangkan diriku menjadi ksatria yang demikian, namun sayang itu hanya terjadi ketika aku menutupkan mata. Baju zirahku lenyap ketika aku terjaga. Pedangku menghilang ketika aku tersadar. Karena duniaku tak seperti impian, tak seperti layar televisi yang menampilkan permainan jaman medieval. Kebisingan jalan macet menggantikan denting pedang beradu. Kudaku berganti menjadi sepeda motor berdebu. Inilah kenyataan, tak seperti khayalan....

"Hoei, Andre! Ngapain kamu disitu lama-lama?!" Seru Hadi kesal. "Cepet nih! Doanya mau mulai!"

Aku melempar senyum lebar pada sahabatku. Bergegas aku melepaskan helm dan menaruhnya di spion sepeda motor lalu berlari ke arahnya. Kami berdua melewati pintu dimana puluhan orang menyambut kami.

"Akhirnya datang juga! Ayo kita mulai!" Seru Tia yang in charge hari ini.

Aku duduk berlutut di lantai dan sebuah lagu penyembahan dinyanyikan.

Aku menutup mata....

Aku merasa sebuah baju zirah keadilan dipakaikan ke badanku dan sebuah pedang Roh tersemat di pinggangku, siap kuhunus. Ketopong keselamatan kupakai, kasut kerelaan memberitakan injil terikat kuat di kakiku. Kuikatkan ikat pinggang kebenaran dan kuangkat perisai imanku. Aku tersenyum. Inilah saat-saat aku menjadi ksatria yang berperang untuk Rajaku. Merebut tawanan dari tangan yang jahat, menegakkan panji-panji Kerajaan di setiap teritori. Musuh gemetar ketika aku datang, bukan karena kuatku tapi karena siapa Raja yang berperang di sampingku. Aku tersenyum lebar, dan membuka mata rohku. Kulihat medan peperanganku, aku dapat melihat ketakutan di mata musuh-musuhku. Mereka berusaha mengintimidasiku tapi aku tahu mereka telah kalah.... Aku membuka mulutku dan meneriakkan seruan perang pertamaku....

______________________________________________________

Hahaha~ Aku selalu suka permainan RPG, dimana kita bisa memilih pekerjaan sebagai ksatria atau penyihir  LOL yesh, I'm a gamer and a geek :p tenang aja, sekarang udah berhenti kok hehehe~

Well, peperangan rohani itu nyata :) tapi tenang saja, kita berada di pihak yang menang heheheh~

Efesus 6: 10-12
Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah,  melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

Selasa, 19 Maret 2013

The Darkness and The Light



Oke, izinkan aku kembali ngepost sesuatu mumpung masih sempet dan belum menghilang wakakak~

Baru-baru ini aku terlibat percakapan dengan seorang teman, yah, percakapan simpel sih, cuman akhirnya merembet ke arah yang agak-agak rohani gitu, dengan super excited aku cerita tentang pekerjaan Tuhan dan tanda-tanda ajaibNya, eh, dianya malah dengan cool banget nanggepin kalo dia tidak setuju dengan hal-hal yang terjadi. Keki deh gue... =.= Cegek kuadrat. Langsung deh aku diem, ga banget kalo lawan bicara kita ga sependapat dan menolak mentah-mentah, bingung deh mau ngomong apa.

Nah, usai ngobrol dengan tuh temen, aku masih mikir, tiba-tiba aja Tuhan ingatkan aku tentang pasangan yang tidak seimbang. Bayangkan kalau reaksi temanku tadi adalah reaksi suami masa depanku.... Setiap kali aku berapi-api menceritakan tentang perbuatan Tuhan yang luar biasa, dia cuma nanggepi dengan dingin atau bahkan cenderung meremehkan dan merendahkan.... Ga kebayang deh, api kebangunan rohani dalam hatiku disiram dengan air es.... Tiba-tiba saja aku merasakan pentingnya mencari pasangan yang cinta Tuhan seperti aku mencintaiNya. Selama ini aku selalu memegang standar Firman Tuhan dalam hidupku, cuma baru tadi aja aku bener-bener ngeh apa maksud Tuhan ketika Dia menuliskan firman itu.

Sering kali saat cinta datang, kita sering mengabaikan hal-hal yang krusial dalam hidup kita. Banyak sekali alasan yang bisa kita gunakan untuk mengkompromikan standar FirTu dalam hidup kita. Contoh paling banyak adalah alasan kita bisa membawa pasangan kita pada Tuhan, atau alasan umur, karena sudah dikejar target menikah akhirnya kita menikah saja dengan siapapun yang mendekati kita. Well, terlihat indah pada awalnya sih tapi...akan ada banyak hal yang harus kita tukar dalam hidup kita karena pilihan kita yang gegabah.

Mungkin pasangan kita tidak sampai selingkuh lalu menceraikan kita, tapi akan ada banyak rencana Tuhan dalam hidup kita yang terhambat ketika kita asal comot. Bayangkan, yang biasanya berapi-api melayani, memimpin kelompok sel, rajin saat teduh, menjadi saluran kuasa Tuhan tiba-tiba saja mendapat pasangan yang apatis dan setiap perkataannya menjatuhkan iman. Setiap kali kita hendak memakai iman kita, pasangan kita mencibir, saat kita memperkatakan Firman Tuhan, pasangan kita mencemooh. Betapa berat peperangan yang harus kita hadapi :( cinta yang awalnya tampak indah dan memikat itu pun menjadi batu sandungan yang terus menerus menjauhkan kita daripada Tuhan, melemahkan tangan kita untuk mengangkat senjata rohani. Saat itu aku sadar, akan ada saatnya kita harus memilih antara Tuhan atau pasangan kita. Akan jauh lebih baik kalau kita melakukan pilihan itu ketika belum ada ikatan komitmen apapun, saat masih dalam tahap teman.

Aku hanya tidak bisa membayangkan hidup tanpa Tuhan, tanpa apiNya, tanpa passion yang berkobar.... I would rather die than live such a life.

Yah, berdoa saja dan pertimbangkan baik-baik ketika kita memilih pasangan. Kristen bukan berarti jaminan, jabatan dalam pelayanan juga tapi biarlah Roh Kudus sendirilah yang menuntun hidup kita langkah demi langkah. Percayalah padaNya, karena ketika Dia sanggup menuntunmu dalam studi, pekerjaan, finansial, Dia juga yang sanggup menuntunmu ke orang yang tepat. Just believe. Orang yang tepat adalah orang yang sanggup menumpahkan minyak ke passionmu dan membuatmu semakin maksimal dalam Tuhan, bukan orang yang menyiramkan air es :) kurasa hal tersebut bisa kita rasakan ketika kita berteman dengan orang tersebut. Apakah dia membuatmu semakin rindu melayani Tuhan, makin intim dengan Dia atau tidak. Jangan tukarkan Tuhan dengan apapun yang dunia tawarkan karena pada akhirnya, hanya Tuhan yang menemani kita.

Ladies, just believe. Bahkan ketika saat ini kita melihat tidak ada orang yang tepat, Tuhan kita tahu yang terbaik. Ikuti langkahNya satu per satu sampai Dia mempertemukanmu dengan orang yang akan menjadi cadangan minyakmu :) heheheh~

Have a blast day!

Selasa, 12 Maret 2013

The Beauty of a Woman


Hola! Menebus kekurangan postingan bulan lalu, aku akan *berusaha* untuk memposting lebih banyak bulan ini :D heheh~ Semoga anda semua betah dengan ocehanku yang membludak :p hehehe~

Aku sempat bertukar pikiran dengan beberapa temanku di gurp bb *Welcome to BB world!* dan menyinggung sebuah topik yang cukup menyenangkan untuk dibahas, kecantikan heheheh~ Buat cewek ini sesuatu banget deh! Siapa sih cewek yang ga mau dibilang cantik :) seluruh iklan di televisi menggembar-gemborkan standar kecantikan untuk mempopulerkan produk mereka. Mulai dari rambut panjang berkilau ala iklan shampoo, kulit putih, mulus bersih ala iklan pelembab kulit, sampai kuku kaki yang ideal ala iklan meni pedi *er, yg ini ngaco sih*

Masalahnya adalah, tidak semua orang memiliki tampang or body model seperti di televisi. Lebih banyak orang yang justru tidak memiliki semuanya. Akibatnya, banyak cewek-cewek yang merasa minder, tidak puas dengan tubuhnya sampai menimbulkan banyak kelainan psikologi :( sungguh disayangkan....

Jadi, apa sih yang dimaksud kecantikan sebenarnya? Hem, yang aku akan tulis berikutnya adalah murni opiniku yah, maaf kalau salah atau kurang berkenan buat kalian hehehe~ I just wanna share my thought. Kalau mau, silakan lanjut, tapi kalau tidak, ya gapapa, yang pasti resiko ditanggung penumpang tanpa ada asuransi :D hehehehe~

Menurutku, (sekali lagi menurutku loh ya) kecantikan perempuan tidak ditentukan oleh baju yang dia pakai, sepatu yang dia kenakan, make up yang menghiasi wajahnya atau produk kecantikan yang dia gunakan. Menurutku, kecantikan perempuan yang paling indah adalah jiwanya yang utuh dan dipulihkan. Saat dimana seorang wanita tersenyum dengan tulus, memancarkan kasih dari jiwanya yang penuh dengan cinta. Tidak ada satu make up atau fashion terbaru yang dapat mengalahkan perhiasan terindah itu :)

Satu hal lagi yang membuat seorang wanita tampak cantik, yaitu saat wanita tersebut mengetahui kehendak Tuhan dalam hidupnya dan mengejarnya dengan segenap hatinya. Tidak ada yang lebih indah daripada melihat seorang wanita berlari dengan passion untuk menggenapi rencana Tuhan dalam hidupnya.

Aku selalu merasa diberkati ketika melihat wanita-wanita yang demikian. Bahkan ketika mereka memakai baju paling sederhana atau wajah polos tanpa make up, ketika mereka masih tidak menyadari betapa cantiknya mereka. Aku percaya bahwa hal paling mudah yang bisa diubah dari seorang wanita adalah penampilannya, hanya butuh waktu kurang dari sehari untuk membuat gadis desa menjadi seperti sosialita ibukota tapi mengubah hati dan pola pikir itulah butuh waktu *bisa* seumur hidup. Banyak wanita yang memiliki tampilan glamor tapi hati dan hidupnya miskin. Tak jarang juga aku melihat wanita sederhana dengan hati dan jiwa yang kaya, yang memberkati banyak orang disekitarnya :)

Aku tak bilang penampilan luar tidak penting tapi ada banyak hal lain yang bisa kita melihat lebih daripada apa yang di depan mata. Ketika seorang wanita menyadari hakikatnya sebagai seorang wanita yang berharga, niscaya, dia akan berdandan, dan memperbaiki penampilannya :) aku masih jauh dari para wanita yang kusebutkan di atas tapi aku belajar untuk semakin menjadi seorang wanita yang disempurnakan bukan di mata manusia saja, tapi yang terutama di mata Allah, yang begitu mengasihiku :)

Jadi para cewek, minta Tuhan untuk memulihkan hati dan jiwamu, jangan sibuk dengan penampilan luar :) ketika hidupmu dipulihkan oleh Tuhan, jiwamu merasakan kasihNya, dan bersentuhan dengan Dia, kita akan mengerti apa itu yang dimaksud kecantikan yang sebenarnya. :)

Apapun yang dikatakan oleh dunia tentang kecantikan, kamu tetap lah cantik, hai kau yang terpuji diantara wanita :) Tuhan Yesus mengasihimu.

Senin, 11 Maret 2013

[Short Story] First Partner



PLAK!

Chelios merasakan panas pada pipi kirinya. Dia melihat paras seorang wanita cantik di hadapannya yang memandang marah. Alis wanita itu berkerut tajam sementara giginya terkatup rapat di balik bibir sensual bergincu merah. Seakan belum puas, wanita itu mengambil sisa cocktail dan menyiramkan dengan kasar ke arah wajah Chelios. Dia sekali lagi memandang Chelios sebelum mengambil tas tangannya dan angkat kaki dari sana, meninggalkan Chelios sendirian di antara keramaian pesta. Pria itu dengan santai mengambil sehelai sapu tangan dari saku celana dan mengelap wajahnya. Tidak ada yang berubah pada keributan di club malam itu, suara musik disko yang ebrdentum kencang menyamarkan segala aktifitas yang terjadi. Hanya dua pasang pria dan wanita yang menyadari hal tersebut. Mereka pun segera memalingkan muka seakan tidak ada yang terjadi.

"Bad luck, hah?" Tanya seorang pria membuat Chelios menoleh ke arahnya.

"Yeah." Balas Pria berambut panjang itu pada bartender yang membereskan gelas cocktail kosong.

"You really messed up this time, Chel." Lanjut si bartender sambil nyengir lebar. "What happened?"

"Nah, bukan apa-apa, Vad." Balas Chelios seraya merapikan rambutnya yang basah sebelum dia duduk terdiam.

*
Plak!

Sebuah tamparan lain mendarat di pipi Chelios membuat pria itu terdiam. Dia memandang sang penampar dengan tatapan terkejut. Entah bagaimana dia telah tersudut di tembok.

"Tenangkan dirimu." Suara serak yang berasal dari seorang pemuda dengan rambut panjang sepunggung berwarna coklat dan bermata biru pucat membuat kesadaran Chelios pulih. Pemuda itu menahan leher Chelios dengan lengannya agar pria itu tidak memberontak. "Dengan keadaanmu yang sekarang kamu hanya akan mengacaukan misi."

Chelios terdiam, napasnya memburu. Dia memandangi sekeliling, kursi yang terjungkal, vas pecah dan kacamata rekannya yang tergeletak tiga meter dari mereka. Dia ingat, semua adalah akibat dari perbuatannya. Beberapa detik lalu dia mengamuk dan hendak mengejar tersangka kasus pembunuhan yang menyamar menjadi saksi. Chelios murka karena pembunuh itu memanfaatkan dirinya dan lebih murka lagi kepada dirinya yang lengah. Darah Chelios kembali menggelegak ketika dia mengingat kejadian tersebut tapi tatapan tajam rekannya membuat dia menahan diri. Dia mengambil napas panjang dan perlahan rekannya melonggarkan lengannya.

"Aku baik-baik saja." Ucap Chelios seraya mendorong pemuda itu.

Ketika yakin bahwa Chelios sudah tenang baru dia berjalan menuju kacamatanya dan memakainya.

"Chris, aktifkan GPS yang sudah kutanam pada tersangka." Ucap pemuda itu datar, terkendali seakan tidak terjadi apapun sebelumnya. "Selanjutnya aku serahkan padamu, Rheona."

Chelios memandang rekannya dengan tatapan kesal, pemuda itu baru saja menamparnya.... Dua hari lalu, Robert tiba-tiba memberinya seorang partner, yang sifatnya seratus delapan puluh derajat berbeda. Situasi kerja mereka lebih bisa disebut perang dingin daripada bekerja sama. Dia masih ingat percakapan terakhirnya dengan Robert.

"Kamu membutuhkan partner." Ulang Robert walaupun Chelios menunjukkan wajah tidak setuju.

"Aku bisa melakukannya sendiri." Tegas Chelios kesal karena merasa diremehkan.

"Tidak. Kamu akan berakhir mengencani saksi." Jawab Robert tepat sasaran. "Dia akan memastikanmu tidak keluar dari jalur."

"Dan dia seorang pria." Gerutu Chelios. "Kau tahu sendiri bagaimana pengalamanku dengan partner pria. Kami berakhir menodongkan senjata satu sama lain atau dia menjadi seperti aku." Tambahnya dengan sebuah senyum mengejek.

Robert hanya memandangnya dengan sudut mata, tidak menanggapinya. Chelios makin kesal, dia tidak bisa mengubah keputusan bossnya yang satu ini. Pria tampan itu berdiri dengan kasar dan keluar.

Saat ini Chelios harus mengakui bahwa apa yang dikatakan Robert benar. Rekannya terbukti menyelamatkannya dari mengagalkan kasus ini. Tanpa dia, tersangka pasti sudah mengelabuinya dan mungkin sudah membunuhnya sekarang. Mengingat wanita jalang itu membuat Chelios kembali kesal, dia menghantamkan tinjunya ke tanah. Denyutan rasa sakit menjalari syarafnya, meredakan amarahnya.

"Tenangkan dirimu, Chelios." Ucap pemuda itu datar. "Tidak ada gunanya menyesali hal tersebut sekarang."

Pemuda itu mengambil kursi dan duduk di atasnya. "Tugas kita sudah selesai, selanjutnya Tim A yang akan mengatasinya."

Chelios memandang rekannya dengan tatapan tajam, namun ekspresi pemuda itu tersembunyi dibalik kacamata hitamnya. Chelios mendengus kesal, namun kali ini dia harus mengakuinya....

"Terima kasih." Ucapnya canggung.

"Untuk apa?" Tanya rekannya.

"Karena sudah menolongku." Lanjut Chelios membuang muka. Dia tidak akan membiarkan dirinya dipermalukan lebih lagi.

"Bukan masalah." Jawab penuda itu datar. "Itulah tugas seorang partner."

Chelios tersentak kaget, dia memandangi pemuda dihadapannya, mencoba mencari tahu apa yang ada di balik kacamata hitam itu namun ekspresinya tetap tak terbaca. Ini pertama kalinya ada orang yang mengatakan hal itu padanya. Sebuah senyum tipis terlukis di wajah Chelios. Sepertinya kali ini, kerjasama mereka akan berjalan lancar. Mungkin memiliki partner tidak seburuk yang ia duga selama ini.

"Lebih baik kita segera kembali ke markas. Aku ingin segera menyelesaikan laporan, malam ini aku ada janji." Lanjut Chelios seraya berdiri. "Bagaimana kalau kamu juga ikut? Akan kukenalkan dengan seorang wanita cantik."

"Aku tidak tertarik." Balas rekannya mengikuti Chelios menuju pintu.

"Hah! Tidak ada pria yang tidak suka wanita cantik!" Sergah Chelios tersenyum mengejek.

"Kamu tidak membaca fileku?" Rekannya memandang Chelios dengan alis berkerut. "Namaku Terra, dan aku seorang perempuan."

Chelios langsung berhenti dan memandang rekannya dengan tatapan tidak percaya.

*

"Lalu, apa yang terjadi?" Tanya Vad sambil mengelap gelas cocktail. 

Chelios menyunggingkan sebuah senyum terpaksa. "Tidak ada. Aku mengantarkannya ke kantor lalu kemari. Tapi Vad, kamu lebih dari tahu rekorku dengan wanita. They will end up sleep with me."

"Except that last one." Balas Vad menyindir. "So, what's the problem?"

"For the first time, I don't want to lose a partner...." Ucap Chelios tersenyum lebar namun terserat kesepian di baliknya.

Vad menghela napas dan meletakkan gelas cocktail di meja, menuangkan Tequila. "Let's hope not...."

Chelios menegak minuman itu sementara seorang wanita menghampiri dan menyapanya. Chelios memberikan sebuah senyum termanisnya dan menolak wanita itu.

"What's happen with you?" Tanya Vad heran.

"I'm not in the mood." Chelios meletakkan gelas cocktailnya dan berjalan menuju pintu keluar.

_________________________________________________________

Sepertinya akan menjadi kerja sama yang seru :D hahahahah~ Justru orang-orang yang paling bertolak belakang dengan kita adalah orang yang paling mengubah kehidupan kita, ke arah yang lebih baik atau lebih buruk itu tetap pilihan kita. Apakah kita berusaha untuk semakin baik mengerti mereka atau justru sebaliknya, kita memilih untuk bermusuhan dengan mereka? Itulah hidup kawan :)

Sebenarnya ini bukan ide yang ada dari awal tapi sepertinya menyenangkan untuk memasangkan Terra yang serius dengan Chelios yang easy going namun punya complex yang rumit. Ini adalah awal kerja sama mereka, well, aku pribadi masih belum puas dengan penggalian karakter Chelios disini. Ada banyak hal yang ingin kusampaikan tentang tokoh yang satu ini :) heheheh~ 

And yes, Terra is looks like a boy, badannya sangat kurus karena terapinya, jadi dia memakai baju longgar untuk menutupinya. Pita suaranya juga mengalami kerusakan, sehingga suaranya agak parau. Well, the drug really damaged her.... It's only by her will, she can do her job.

Omong-omong, aku batal *lagi* membuat S.U.R.F menjadi sebuah cerita utuh.... Still struggling with time management.... orz.... Well, i hope you enjoy this story :)


Robert - Rheona - Arthur - Harold - Chris - Chelios - Derick - Terra - Hardy - Judith


For more stories about S.U.R.F series click here.

Minggu, 03 Maret 2013

My will, His will



*meniup blog yang berdebu*

Akhirnya di hari pertama -eh udah masuk hari kedua- bulan maret, aku bisa update sesuatu setelah bulan kemarin aku hanya bisa post satu biji *rekor...dalam arti yang tidak terlalu baik* semoga bulan ini bisa lebih baik =.= oke, tanpa lebih banyak berbicara, kita terjun bebas ke inti cerita :D heheheh~

Hari ini aku mendapat sebuah percakapan yang cukup membuatku berpikir. Kehendakku dan kehendakNya. Tadi sebelum kebaktian pelajar, aku sempat nongkrong di kantor para staff gereja, istilah kerennya fulltimer, orang-orang yang melewatkan puluhan tawaran menggiurkan untuk memberikan hidup mereka sepenuhnya pada Tuhan dan pekerjaanNya. Istilah Alkitabnya, kaum Lewi. Nah, singkat cerita aku sempat bercanda dengan salah satu staff yang cukup dekat denganku dan dia melemparkan sebuah joke tentang tawaran aku menjadi fulltimer. Dengan bercanda pula aku bilang, "Jangan bernubuat apa yang bukan dari Tuhan." dan kita pun tertawa bersama. Hanya saja, percakapan tidak berhenti sampai disitu. Selanjutnya aku sempat berbincang dengan salah satu staff lain yang baru saja menjadi fulltimer. Dia menceritakan tentang bagaimana dia dipanggil menjadi pekerja penuh waktu di Gereja. Ceritanya cukup seru, tentang bagaimana dia tahu Tuhan akan memanggilnya, dipanggil oleh gembala sampai dia meminta tanda peneguhan dari Tuhan. Akhirnya, dia melangkahkan kaki ke sekolah Alkitab. Luar biasa.

Lalu aku bertanya pada diriku sendiri, bagaimana denganmu? Apakah kamu sendiri memiliki panggilan menjadi pekerja penuh waktu di Gereja?

Jawabanku, Tidak. Minimal bukan sekarang :) heheheh~

Bukan berarti aku tidak percaya Tuhan memelihara atau karena aku tidak sayang Tuhan. Hanya saja, memang hanya beberapa orang yang Tuhan panggil menjadi pekerja penuh waktu :) Setiap orang punya panggilan sendiri-sendiri yang spesifik. Tidak semua dari kita menjadi mata, tidak semua dari kita menjadi telinga tapi semua anggota tubuh memiliki fungsinya masing-masing.

Sejak aku menerima Tuhan, keinginan untuk melayani Tuhan begitu besar. Mulai dari antar jemput jiwa di komsel, ikut tim dekor satelit, pelayanan usher, service management sampai drama pernah kulakoni. Ketika tahun demi tahun berlalu, hasrat itu tidak hilang. Tuhan sudah menebus hidupku dengan sempurna, dari tuan yang jahat, aku berpindah tangan kepada Tuan yang baik, yang menganggapku sebagai anakNya sendiri. Rasanya apapun yang kuberikan padaNya tidak pernah cukup. Pernah terbesit untuk melayani sepenuh waktu tapi tanda demi tanda tidak pernah datang sampai akhirnya aku tahu Tuhan punya rencana yang lebih besar bagiku di luar sana :) rencana yang Dia rancangkan hanya untukku dan hanya aku yang bisa melakukannya, entah besar atau kecil di mata dunia, Tuhan tahu dimana aku harus berada.

Sekarang aku bekerja sebagai illustrator game casual, sebuah pekerjaan yang aku dapatkan hanya semata-mata oleh kasih karunia. Bekerja sesuai dengan hobi itu sesuatu banget, hahaha~ Walau mengalami up and down di mood, aku tetap bersyukur Tuhan menempatkan aku disana. Kadang-kadang aku iri dengan teman-teman yang masih kuliah atau bekerja freelance dimana waktu mereka bisa dihabiskan untuk ke gereja sesering mungkin dan melakukan banyak hal, kelihatan begitu maksimal di pelayanan tapi kemudian sebuah ayat muncul di kepalaku


Kolose 3: 23 "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan 1 dan bukan untuk manusia."

Benar-benar mengingatkan aku bahwa pekerjaan yang kulakukan juga adalah pelayanan di mata Tuhan :) dan aku juga akan excellent di sana :D heheheh~

Last word, buat para pelayan Tuhan sepenuh waktu, hargai panggilan kalian, karena ga semua orang bisa mendapat kehormatan melayani Raja segala raja di rumahNya :) ketika kalian merasa down, ingatlah kembali saat pertama kali Dia memanggil kalian untuk melayaniNya :) api itu harus tetap menyala dalam jiwa kalian.


Lukas 8:38-39 Dan orang yang telah ditinggalkan setan-setan itu meminta supaya ia diperkenankan menyertai-Nya. Tetapi Yesus menyuruh dia pergi, kata-Nya: "Pulanglah ke rumahmu dan ceriterakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasmu." Orang itupun pergi mengelilingi seluruh kota dan memberitahukan segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya

Aku masih tidak tahu apakah aku akan diberi kesempatan olehNya untuk melayani Dia secara penuh waktu atau tidak, aku hanya tahu bahwa dimanapun aku ditempatkan aku akan memberi yang terbaik :)

______________________________________________

Sorry kalau aku ngeposting sesuatu yang agak abstrak, soalnya hanya ini yang meluap dari hatiku =.= hahahah~ bahasanya serius pula, kayak bukan aku yang biasanya =.=

Yah, maaf kalau akhir2 ini agak kurang aktif di blog, inet kantor benar-benar tidak bersahabat untuk browsing blog, aku sama sekali ga bisa liat gambar apalagi buka disqus...bete banget kan? hahahah~ tapi ya sudahlah, bersyukur, itu tandanya aku harus lebih produktif wakakak~ Hope i can drop comment in your blog soon :*